Allahu Akbar

Senin, 02 Maret 2009

Mama "De Facto"

Al-kisah, ada seorang pembantu rumah tangga (TKW) yang bernama Asih. Asih
berasal dari Jawa Tengah. Majikannya (suami-istri) bekerja. Sepasang
suami-istri yang super sibuk itu memiliki satu orang anak yang sangat
cantik, Nurbaiti namanya. Asih-lah yang mengajarkan Nurbaiti membaca
Al-Qur'an, mengajarkan shalat, menemani belajar, memberikan apresiasi bila
gadis mungil itu meraih prestasi. Sementara kedua orangtuanya sibuk
mengejar harta. Secara batin, Nurbaiti lebih dekat dengan Asih ketimbang
dengan kedua orang tuanya.

Suatu ketika kedua orangtua Nurbaiti mampu membeli mobil kelas menengah.
Nurbaitipun ikut senang. Gadis kecil itu menuangkannya dalam bentuk gambar
di atas secarik kertas. Mobil itu diberi warna-warna indah. Ia ingin
memberikan gambar mobil itu kepada mamanya. Ia ingin mamamnya bahagia. Ia
ingin mamanya tahu bahwa ia mampu menggambar mobil baru milik mereka.

Suatu sore Nurbaiti menanti mamanya pulang kerja. Dia sudah bersiap di
depan pintu ruang tamu dengan mendekap gambar mobil itu. Ia ingin membuat
kejutan buat mamanya. Begitu mamanya membuka pintu, Nurbaiti langsung
menyongsong, "Mama, aku ingin menunjukkan sesuatu pada mama".

Tanpa peduli dengan kesabaran Nurbaiti, sang mama berlalu sambil menjawab,
"Jangan sekarang ya, Mama lagi capek." Hati Nurbaiti terluka, ia sedih.
Gadis kecil itu berlari menuju kamar Asih. Ia menangis dalam pelukan sang
pembantu sampai ia tertidur.

Keesokan harinya, Nurbaiti bangun lebih pagi. Dengan hati yang masih
terluka ia pergi ke taman, mencabut bunga-bunga berduri. Dengan dua genggam
bunga berduri di tangan, ia goreskan bunga itu ke mobil baru orangtuanya.
Nurbaiti tak peduli tangannya berdarah, dia terus menggoreskan bunga itu
hingga sebagian besar badan mobil tergores.

Saat orangtua hendak berangkat kerja, terkejutlah mereka. Ibunda Nurbaiti
tak bisa menahan emosi. Ia cari Nurbaiti dan ia pukul tangan Nurbaiti
berulang kali. Darah segar mengalir kembali di tangan Nurbaiti. Dengan hati
kesal, mereka berangkat kerja meninggalkan Nurbaiti yang menangis dalam
pelukan Asih.

Hari berganti hari, ternyata luka di tangah Nurbaiti tak kunjung sembuh
bahkan semakin parah. Nurbaitiu pun akhirnya dirawat di rumah sakit. Karena
luka di tangan itu semakin membusuk dan meluas, dokter memutuskan, tangan
kanan Nurbaiti harus diamputasi. Kedua orangtuanya sedih, menyesal dan tak
bisa berbuat apapun.

Mereka pasrah.

Setelah 22 hari dirawat di rumah sakit, perban di tangan Nurbaiti dibuka.
Terkejtulah anak semata wayang itu ketika tahu bahwa tangan kanannya telah
tiada. Dia menangis tiada henti. Dia selalu bertanya, kenapa tangannya
hilang? Karena tangisnya tak kunjung reda, Asih menelpon kedua orangtuanya
agar segera datang ke rumah sakit. Melihat mamanya datang, Nurbaiti justru
ketakutan. Nurbaiti berlindung di pelukan Asih. Nurbaiti terus menangis
sambil berteriak, "Mama, kembalikan tanganku, aku janji tidak akan
memperlihatkan gambar mobilku kepada Mama. Biar Ka Asih saja yang melihat.

Tapi Mama, kembalikan tangaku... kembalikan tanganku mama...".

Sang Mama tak bisa berkata selain menyesali keadaan. Dengan terbata sang
Mama berkata, "Maafkan mama sayang, maafkan mama." Sang Mama menangis
sejadi-jadinya. Ia iri dengan Asih, seorang pembantu, namun telah menjadi
Mama De Facto bagi Nurbaiti...

Dikutip dari Menyemai Impian Meraih Sukses Mulia, Jamil Azzaini.

Catatan :
1. Keluarga adalah anugerah Allah yang tiada terhingga, yang tidak mungkin
pernah dapat digantikan dengan apapun di dunia ini. Oleh karena itu,
cintailah keluarga kita dengan setulus-tulusnya cinta kita, dengan segala
plus minusnya keluarga kita. Karena keluarga adalah tempat kita mencurahkan
segala gundah gulana, mencurahkan segala kasih sayang, dan tempat untuk
mendapatkan kehangatan lahir dan batin. Dan ternyata, banyak "orang-orang
sukses" yang lahir dari keluarga yang penuh dengan "kehangatan"...


2. Kendatipun pentingnya "harta" dalam kehidupan ini, namun jika terlalu
"berlebihan" dalam menggapainya, akan berdampak negatif terhadap sisi yang
lain, diantaranya adalah "penilaian" terhadap sesuatu dari sisi materi
ansikh... Padahal, substansi kebahagiaan adalah bukan dari materi. Namun
kebahagiaan bermula dari hati... Hati yang lapang, akan menjadikan
seseorang berbahagia, kendatipun beratnya beban kehidupan yang menimpanya.
Asih adalah diantara orang yang memiliki hati yang lapang, kendatipun
pekerjaannya hanya sebagai pembantu rumah tangga di luar negeri.


3. Pembantu adalah "aset" berharga di tengah-tengah keluarga kita.
Hargailah pekerjaannya, manusiakanlah kehidupannya..... Dan terkadang, kita
harus belajar banyak dari keikhlasan mereka dalam bekerja, walaupun dengan
segala keterbatasan pengetahuan dan materi yang mereka miliki. Namun
ternyata mereka bekerja dengan
hati, melalukan segala pekerjaan rumah dengan tulus hati, mengasuh anak
majikan dengan setulus hati.... Jangan sampai, kita sebagai orang tua,
kita "kalah tulusnya" dibandingkan dengan pembantu kita di rumah kita
sendiri. Karena setiap orang memiliki "antena" yang dapat menangkap "sinyal
ketulusan" dari seseorang... Dan
anak sangat memiliki sensitiftas tinggi dalam menerima sinyal ketulusan
seseorang. Maka tuluslah...

4. Marilah kita asah "sinyal" ketulusan kita, dengan bersama-sama saling
menasehati dalam kebaikan. Marilah kita tingkatkan kembali ibadah kita
kepada Allah Swt...

a. Sudahkah kita Qiyamul Lail (shalat tahajjud) dalam sepekan ini.
Bangunlah di malam hari. Azamkan hati untuk menggapai ridha Ilahi... Shalat
malamlah... Walaupun hanya sekedar 3 rakaat shalat sunnah witir... Sungguh,
Allah Swt "menantikan" nama-Nya dipanggil oleh kita, di keheningan malam...
dari lubuk hati kita yang paling dalam...

b. Infak shadaqah kita, sudahkah hari ini, pekan ini, bulan ini kita
berinfak..? Berinfaklah, walaupun hanya seribu dua ribu rupiah.. atau
bahkan walaupun hanya sekedar memberikan senyuman kepada saudara kita...
yang penting, berinfaklah dari ketulusan dan keikhlasan jiwa kita...

c. Bacalah Al-Qur'an.... Demi Allah... dalam setiap kata Al-Qur'an,
terdapat kekuatan "cinta" yang hakiki yang perlu kita serap dan kita
"distribusikan" kepada sesama kita... Maka bacalah, walaupun hanya satu
atau dua halaman perhari...

d. Ingatlah orang tua kita, cium tangannya... walaupun mungkin kita hanya
bisa menciumnya dengan seuntai doa... Tapi sungguh, doa yang ikhlas dari
dalam diri kita... akan sangat berharga bagi orang tua kita...


Semoga Allah memberikan keridhaan-Nya kepada kita semua...

Tidak ada komentar: